Surabaya — Peringatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember 2025, menjadi momentum bagi DPD PKS Kota Surabaya untuk menegaskan kembali komitmennya dalam menghadirkan layanan kemasyarakatan yang lebih inklusif. Ketua Bidang Pembinaan Masyarakat Rentan dan Disabilitas, Hj. Rahmawati, S.Sos, menekankan bahwa kedua sektor ini—masyarakat rentan dan penyandang disabilitas—memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga penanganannya pun harus lebih terstruktur.
“Kegiatan pembinaan ini sudah kami jalankan secara istiqomah sejak sebelum saya diberi amanah oleh DPD. Kami ingin memastikan setiap kelompok mendapatkan perhatian yang sesuai dengan kebutuhannya,” ujarnya.
Pembinaan untuk kelompok rentan terutama diwujudkan melalui program Jumat Berkah, yang setiap pekannya menyalurkan:
±300 paket sembako mini dan sayur untuk dhuafa, janda, dan lansia.
100 paket nasi dan snack untuk masjid serta panti yatim–dhuafa.
Program ini telah berlangsung konsisten sebagai upaya untuk mengurangi tekanan ekonomi warga yang membutuhkan. Rahmawati menegaskan bahwa kehadiran program ini diharapkan dapat diperluas.
“Ke depan, kami berharap kegiatan seperti JumBer dan Warung Berkah tidak hanya ada di satu wilayah, tetapi bisa berjalan di seluruh dapil,” terangnya.
Menurut Rahmawati, saat ini perlu merencanakan pengumpulan data masyarakat rentan di Dapil 1 sampai Dapil 5 guna memastikan bantuan lebih tepat sasaran.
Bu Rahmawati Kabid BPMRD PKS Kota Surabaya saat berkunjung dan membersamai anak2 rentan. beliau rutin mendampingi anak2 rentan dan atau disabilitas
Di luar kelompok rentan, PKS Surabaya juga menaruh perhatian khusus pada penyandang disabilitas. Rahmawati menyampaikan harapan untuk meningkatkan kesempatan dan ruang tumbuh bagi mereka.
“Semoga anak-anak dan para penyandang disabilitas tetap bersemangat menjalani kehidupan, terus berjuang, dan selalu yakin bahwa Allah Ta’ala menolong hamba-Nya,” tuturnya.
Untuk penyandang disabilitas dan keluarganya, beberapa rencana program yang sedang digarap antara lain:
Pelatihan karya/UMKM bagi orang tua dan penyandang disabilitas.
Pelatihan toko online (affiliate) bagi penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan digital.
Studi banding ke yayasan-yayasan disabilitas sebagai bahan penyusunan program yang lebih tepat.
Langkah-langkah ini ditujukan untuk memperkuat kemandirian, bukan hanya bantuan sesaat.
Dengan pemisahan fokus program, Rahmawati menegaskan bahwa PKS Surabaya ingin memastikan kedua kelompok—masyarakat rentan dan penyandang disabilitas—mendapat perhatian yang layak dan sesuai kebutuhan masing-masing.
“Kami ingin mereka tidak sekadar terbantu, tapi juga berkembang dan mandiri. Semoga semua ikhtiar ini dimudahkan dan diberkahi Allah Ta’ala,” tutupnya.
