"Kamu punya mimpi apa, mas?" tanya saya saat memberikan pendidikan politik pemuda di kecamatan Simokerto, hari Selasa, 28/09/2021 kemarin. Pertanyaan yang saya ulang tiga atau empat kali pada para pemuda yang hadir di salah satu rumah warga yang menjadi beskem PKS di akwasan tersebut.
Hampir semua mengggelengkan kepala lalu senyum-senyum sendiri ketika merespon pertanyaan spontan saya. Salah seorang pemuda berambut gondrong dan menyalakan "udud" selama acara berlangsung agak "gendadapan" saat saya menanyakan pertanyaan serupa.
"Penting rokok'an loss mas," jawabnya lantang dan disambut ngakak renyah oleh teman-temannya yang se-genk. Saya turut senyum sipit, sementara dia, untuk menjawab pertanyaan saya dia spontan mematikan rokok, dan selesai itu korek gas ia pantik lagi kemudian meneruskan ngudud.
Redupnya hasrat untuk bermimpi barangkali menjadi salah satu penyebab mengapa pemuda belum menjadi lokomotif nasib perubahan di negeri kita. Kalaupun punya cita-cita besar, mimpi itu malu dia ungkapkan secara spontan, entah karena sebab takut dianggap muluk-muluk atau dicap tukang khayal, atau entah oleh sebab apa.
Kadangkala mimpi yang dipunyai pemuda kurang kuat ia visualisasikan. Bila ingin sekolah tinggi-tinggi, maka setinggi tingkat apa, mau ambil pendidikan di mana, butuh biaya berapa, gimana cara membuat milestone kesana, dst.
Kalau kamu butuh uang 40 Juta rupiah untuk membuat bisnis baru, gimana cara kamu merealisasikan? Salah satu peserta yang agaknya anak kuliahan menjawab, "Saya akan nabung Rp. 1 Juta perbulan"
Maka kemudian saya beri pertanyaan beruntun, Berapa pendapatan kamu, kebutuhan pulsa kamu berapa, ngopi, cangkruk, makan, bayar listrik, dan lainnya, durung nek arep top-up diamond gawe mabar, bisa nabung sejuta sebulan? Dia manggut-manggut sambil menertawakan dirinya sendiri.
Bagi saya, menarik sekali pemuda-pemudi yang hadir ini. Perlu sekali di-coaching agar terampil menata peta hidupnya. Kapan-kapan saya main lagi ke sini yah, teman-teman. Join aja sama PKS, kami akan berikan keterampilan supaya kamu makin joss dan berani menantang ombak.
